1. Sensor proximity adalah alat atau perangkat yang dapat mendeteksi perubahan jarak pada suatu benda. Namun proses tersebut terjadi dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor proximity di Indonesia juga familiar dengan istilah sensor jarak.
Dalam prosesnya, sensor proximity memakai pengantar radiasi elektromagnetik. Inilah yang membuat perangkat bisa mendeteksi keberadaan benda atau kondisinya meskipun tanpa ada kontak fisik. Contoh pemanfaatan sensor proximity sering digunakan untuk kepentingan yang sangat beragam. Diantaranya ada yang digunakan untuk mendeteksi bahan.
Selain itu, ada pula yang digunakan untuk mendeteksi lingkungan yang berbeda. Pengaplikasiannya yaitu seperti digunakan pada smartphone ataupun berbagai perangkat elektronik yang lainnya. Sensor proximity juga sering digunakan untuk beragam mesin industri. Contohnya seperti mesin plastik, mesin cetak, mesin pengolah logam dan lain sebagainya.
Cara Kerja Sensor Proximity, Sensor proximity sering disingkat sebagai P-Sensor. Seperti yang kita bahas di atas, fungsi sensor proximity yakni sebagai detektor keberadaan sebuah benda atau objek. Lalu bagaimana cara kerja sensor proximity?
Adapun penjelasan tentang cara kerja proximity adalah sebagai berikut:
- Untuk melakukan deteksi pergerakan objek di sekitarnya, ternyata proximity sensor memanfaatkan adanya radiasi elektromagnetik (medan elektromagnetik). Dimana sensor jarak tersebut juga mengatur interval nominal agar bisa melaporkan objek yang terdeteksi.
- Jadi, saat terdapat benda atau objek mendekati sensor maka akan tercipta sebuah sinyal. Benda atau objek tersebut bisa bersifat logam maupun non logam. Lalu kemudian signal tersebut akan dihubungkan dengan berbagai sistem otomatisasi.
- Sensor Proximity terdiri dari device elektronik solid state yang tampilannya dalam kondisi terbungkus. Dengan keadaan terbungkus, maka akan melindungi perangkat tersebut dari getaran, korosif, ataupun cairan dan kimiawi yang berlebihan.
- Dalam proses kerjanya, sensor gerak ini dapat diandalkan. Selain nilai akuratnya yan tinggi, sensor tersebut juga dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang sangat kecil sekalipun.
Terdapat 2 jenis pengukuran yang bisa diukur oleh Gravity Sensor yaitu pengukuran dinamis dan statis.
1. Pengukuran Dinamis
Dinamakan pengukuran dinamis karena jenis Gravity Sensor yang satu ini mampu mengukur percepatan pada sebuah objek yang bergerak dengan cepat dan tepat. Karakteristik dari pengukuran dinamis adalah responsivenes (kecepatan dari sebuah alat ukur dalam mengikuti setiap perubahan kecepatan milik objek yang diukur), dan fidelity (tingkat ketepatan sebuah alat ukur dalam mengikuti besaran nilai dari pergerakan objek yang diukur).
Berdasarkan kriteria tersebut sebuah alat ukur yang menggunakan metode pengukuran dinamis mampu mengikuti pergerakan objek yang diukur dan memberikan hasil yang sesuai. Alat pengukuran ini sebenarnya sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengukuran Statis
Selanjutnya adalah pengukuran statis yang berfungsi untuk mengukur sebuah objek dengan berpatokan pada Gaya Gravitasi Bumi. Bisa dibilang jenis Gravity Sensor ini merupakan sebuah sensor yang sangat kompleks karena bisa menghitung sebuah kecepatan tanpa melibatkan waktu. Beberapa karakteristik dari pengukuran statis adalah accuracy (ketelitian dalam persenan tingkat kepastian dan ketidakpastian), error (kesalahan ukur dari nilai), dan precision (ketepatan).
Selain itu ada pula beberapa karakteristik pendukung lainnya seperti jarak pengukuran (span), daerah pengukuran (range), kesensitifan (sensitivity), kemampuan bacaan (readability), besaran penyimpang (histerisis), kurva pengukuran (linearitas), dan kecocokan nilai (repeatabilitas). Dari semua karakteristik tersebut akan membuat pengukuran statis bisa mendapatkan nilai atau respon yang sesuai dengan harapan.
Contoh dari penggunaan dinamis G Sensor adalah Speed Gun milik kepolisian yang dapat mengukur kecepatan dari sebuah kendaraan yang melintas di depannya dengan cepat dan tepat. Kemudian untuk contoh dari pengukuran statis terletak pada ponsel pintar. Dimana saat kita memegang HP dalam posisi landscape maka layar HP akan mengikuti posisi kita, sedangkan saat kita memegang HP dalam posisi portrait maka layar HP akan mengikutinya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar